Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun memiliki alur spiritualitas masing-masing. Allah yang menciptakan waktu dan ruang dengan banyak hikmah yang terkandung di dalamnya, manusia tidak akan pernah berlepasan dengan waktu ketika pada saat yang sama dia masih sadar akan ruang keberadaannya. Satu hal yang menarik saudaraku, ternyata Allah SWT telah menseting pola karya waktu dalam kehidupan kita, yang selanjutnya akan kita sering sebut dengan terminal-terminal spiritual (TTS). Mari kita lihat bersama, sebelum kita masuk ke terminal-terminal spiritualitas apa saja yang telah Allah sediakan dalam kehidupan ini, ada baiknya jika kita mempersamakan dulu persepsi dasar mengenai terminal, minimal dari segi fungsi. Apa yang ada dibenak anda ketika ada seseorang yang menyebutkan kata terminal atau ketika anda membaca kata terminal dalam tulisan ini?ayo... waktu satu menit dimulai dari sekarang. Secara literalis, terminal merupakan tempat pemberhentian yang selanjutnya akan berangkat kembali, menunggu dan mengangkut penumpang termin by termin. Nah, begitu pula dengan kehidupan ini manusia butuh untuk berhenti sejenak, Allah Maha Tahu dengan ciptaannya oleh sebab itu dibuatkan-Nyalah tempat-tempat pemberhentian (terminal spiritualitas). Begitu banyak terminal-terminal spiritualitas yang pastinya selalu berkaitan dengan waktu, kalau kita biasa naik bus jalur 12 misalnya akan ada jeda waktu antara 1 bus dengan lainnya minimal 5 menit. Antara terminal spiritualitas 1 dengan lainnya ada pula jeda waktunya namun, tetap pada kendaraan yang sama dan rentang khusus. Terminal dengan waktu tempuh detik ke detik adalah dengan memakai kendaraan dzikir, terminal dengan waktu tempuh menit ke menit adalah memakai kendaraan tilawah, terminal dengan waktu tempuh dari jam ke jam adalah adzan, wudhu, sholat, terminal dengan waktu tempuh hari ke hari adalah puasa Daud, sholat dhuha, terminal dengan waktu tempuh minggu ke minggu adalah puasa senin-kamis, sholat Jum’at, terminal dengan waktu tempuh bulan ke bulan adalah puasa tiap bulan pada tanggal 13, 14, 15 bulan Qamariyah dan terminal dengan waktu tempuh tahun ke tahun adalah puasa-puasa sunnah (enam hari pada bulan syawal, hari arafah 9 Dzulhijjah, hari Asyura 10 muharram, bulan sya’ban), idul Adha-fitri, haji dan puasa Ramadhan yang didalamnya ada i’tikaf 10 hari terakhir. Setidaknya kita telah menelurusi terminal-terminal spiritualitas yang Allah telah sediakan buat seorang muslim, karena Allah paling tahu tentang kebutuhan manusia. Hampir semua terminal-terminal spiritualitas ini bermuara pada satu terminal pusat yang kesemua kendaran berhenti, melewati dan berkumpul pada terminal pusat ini, anda penasaran? Apa nama terminal pusat itu? Ya... betul seperti yang ada dipikiran anda. Dialah Ramadhan, yang merupakan terminal pusat, kumpulan dari berbagai macam kebaikan yang berserakan. Kalau sudah tahu seperti itu, lantas apa hubungannya dengan rekrutmen? Ternyata rasa ingin tahu anda besar juga ya, baik kita akan membahas antara ramadhan dan rekrutmen... namun bukan pada tulisan edisi ini. Besambung....
Seberapa seringkah anda mendengar kata momentum? Saat SMA atau bahkan mungkin SMP kita pernah menulis rumus momentum: P = m.v; massa dikalikan kecepatan. Kita dapat melihat momentum dari dua kacamata yang berbeda, pertama menciptakan momentum dan kedua memanfaatkan/mengisi momentum yang telah tersedia, namun massa dan kecepatan tetap memiliki peran yang dominan dalam dua kacamata ini. Ada yang mengatakan, ”Rekrutmen itukan tidak terbatas dengan waktu dan dapat kita lakukan kapanpun, jadi mengapa harus menunggu bulan Ramadhan? Ya, wacana itu benar bahkan sangat benar, namun kurang strategis untuk sebuah pikiran yang besar dan butuh juga jiwa yang besar untuk menerima hal ini. Rumus momentum mengindikasikan syarat untuk sukses dalam sebuah peristiwa dan waktu adalah besarnya manusia (massa) yang pada rentang yang sama, melakukan kebaikan yang sama dan besarnya gerakan (kecepatan) sadar untuk mendorong arus yang sama. Dan dua syarat ini terdapat pada bulan Ramadhan (Allahu Akbar!). Oleh karena itu sahabat, jika kita atau siapapun yang ingin sukses merekrut maka penuhilah dua syarat itu yaitu manusia dan gerakan, yang semuanya telah Allah siapkan dalam bulan Ramadhan. Dan momentum Ramadhan inilah yang harus dimanfaatkan oleh kita untuk memperbesar volume dan isi organisasi. Bersambung....
Saya akan mengutipkan salah satu pendapat ustadz Anis Matta untuk anda, terkait dengan hal ini. Dimulai dengan pertanyaan bagaimana caranya memilah umat ini berdasarkan tingkatan penyakitnya? Ada yang masih dekat kepada Islam. Ada pula yang sudah parah terjangkit budaya barat. Atau yang sudah menjadi pendukung budaya barat. Malah ada yang menjadi komandan sosialisasi bidaya Barat. Semua berbeda penyakitnya. Ada lagi lapisan lain dari umat yang tidak terkontaminasi budaya Barat, tapi juga tidak efektif beragama, tidak punya perlawanan. Ada yang melawan tapi tidak berdaya, ada yang sudah memulai berdaya tapi tidak terarah cara melawannya, tidak sistematis. Oleh karena itu masyarakat menjadi penting untuk kita pilah-pilah. Setelah dipilah, kemudian diorganisasi. Mulai dari mana? Cara paling bagus adalah memulai dari orang yang setengah sehat. Kalau orang yang penyakitnya parah, tentu saja tidak bisa langsung sembuh. Tetapi yang kita ambil adalah segmen dari umat yang tidak terlalu terkontaminasi dengan budaya barat, fitrahnya masih jernih, akalnya masih sehat, kesadaran beragamanya masih tinggi. Sekarang, misalnya, kita melihat ada banyak anak muda yang hidup di tengah zaman modern dewasa ini, di tengah masyarakat hedonis. Akan tetapi mereka tidak melakukan pelanggaran syariat, tidak berzina, dan seterusnya. Namun demikian, dia juga tidak mendukung dan bekerja untuk kejayaan Islam. Nah, mulailah dengan orang-orang seperti demikian. Walaupun secara keseluruhan untuk membangun sebuah umat, kita tidak bisa langsung. Kita harus mencoba kembali ke lapisan terkecilnya yaitu individu. Konsep yang paling baik dalam perbaikan individu adalah bekerja dengan meringkas waktu. Kalau ingin memperbaiki umat dengan kembali kepada perbaikan individu, maka kita harus melihat bahwa individu yang akan kita perbaiki itu adalah individu yang mempunyai dua kualitas. Kualitas yang pertama adalah bahwa individu itu mempunyai fitrah untuk berubah dan kembali kepada Islam. Dimana kadar kontaminasi budaya Barat di dalam dirinya sedikit dan punya harapan untuk sembuh, kembali kepada Islam. Kualitas yang kedua adalah, hendaknya orang itu juga mempunyai bakat dan potensi dalam dirinya untuk menyembuhkan orang lain atau untuk melakukan perubahan. Dengan demikian, yang pertama adalah kesiapan berubah, yang kedua kemampuan untuk mengubah. Sekarang kalau kita bekerja (misalnya) di kalangan orang yang bisa berubah tapi tidak bisa mengubah, kita akan kehabisan banyak waktu, karena kita selamanya akan bekerja sendirian. Lantas bagaimana memulainya? Jelas harus segera dimulai!. ”Waktu” itu adalah masalah ijtihadi kita tidak bisa menunda waktu untuk mengubah masyarakat, sebab situasinya juga terus berubah. Boleh jadi kita menetapkan waktu yang agak lama, tapi kemudian, tiba-tiba ada perubahan di luar prediksi kita, hingga kita terpaksa harus mempercepat proses perubahan, atau bahkan memperlambatnya. Begitu seterusnya. Nah, sebenarnya para aktivis Islam dan para pemimpin umat ini memiliki momen-momen yang disediakan Allah Swt untuk melipatgandakan efek perubahan itu. Tinggal pemanfaatannya. Ada momentum Ramadhan yang kiranya tepat untuk mempercepat perubahan pada diri kita dan umat secara menyeluruh. Misalnya, orang yang tadinya tidak ke masjid, sekarang jadi ke masjid. Orang yang tadinya hanya shalat dan tidak pernah baca Qur’an, sekarang baca Qur’an. Orang yang tadinya baca Al-Quran tapi tidak dengan terjemahannya, sekarang baca dengan terjemahannya. Kita gunakan Ramadhan ini untuk menciptakan perubahan-perubahan yang signifikan di dalam diri kita dengan membuat berbagai macam program pembinaan dan rekrutmen tentunya. Bersambung....
Inti dari keberhasilan rekrutmen adalah kesamaan frekuensi hati dan kekuatan magnet personality, pada bulan Ramadhan kedua hal ini telah tersedia tanpa perlu repot-repot merekayasanya, karena Allah telah merekayasakannya untuk orang yang berpuasa dan itulah hiasan-hiasan Ramadhan yang Allah sediakan. Pernahkah anda mendengar radio? So pasti tentunya, saat kita ingin me-nyetel salah satu siaran favorit kita, maka hal yang harus dilakukan adalah mencari gelombang dengan frekuensi yang sama, benar? Ada seorang teman, ingin mendengarkan gelombang radio Rama FM dengan frekuensi 93,5 FM (misalnya), maka mau tidak mau dia harus menggeser ke frekuensi yang sama yaitu 93,5 FM, semakin sama dan tepat frekuensi akan baik pula kualitas suara yang keluar. Lain halnya dengan seorang teman lainnya, mencari gelombang radio MQ FM dengan frekuensi 72,5 FM (misalnya), namun menggeser frekuensi radionya di 93,5 FM, apa yang terjadi? Ya, yang ditemuinya adalah siaran radio Rama, atau sebaliknya. Dan itu masih baik, karena kedua siaran itu masih se-ideologi, bagaimana jadinya jika anda salah menggeser ke frekuensi AM atau mungkin siaran dengan ideologi ngebor alias dangdutan, kacaukan? Sama halnya dengan hati, saudaraku. Hati memiliki gelombang dengan frekuensi yang berbeda-beda untuk setiap individu, untuk masuk dan mendengarkan relung hati seseorang maka samakan dulu frekuensinya, semakin sama dan tepat frekuensinya, maka semakin mudah pula hati kita dan hatinya bertemu yang kemudian menghasilkan harmoni suara yang menakjubkan, susah untuk dilepaskan dan itulah inti rekrutmen. Frekuensi hati setiap orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sengaja dikondisikan Allah Swt untuk sama yaitu AM (Allah dan Muhammad), tanpa harus digeser-geser seperti radio, mengapa? Bulan Ramadhan dari awal hingga akhir, mampu mengubah dan me-nyetel kondisi hati dengan frekuensi yang sama saat umat muslim berpuasa, tidak hanya dalam skup lokal, nasional dan bahkan internasional, umat muslim di seluruh dunia punya frekuensi yang sama. Ingat, ini merupakan salah satu bentuk keistimewaan bulan Ramadhan; puasa karena Allah dan puasa serta mengisi aktivitasnya dengan contoh Muhammad SAW, kata kuncinya adalah puasa. Dan ini hanya tersedia di Mall Plaza Ramadhan, semuanya ada di sini. Jadi, sahabat, semua hambatan yang kita hadapi ketika rekrutmen pada bulan-bulan sebelumnya telah ter-clearkan saat bulan Ramadhan. Dua potensi yang Allah berikan kepada manusia yaitu fujur (dorongan melakukan maksiat) dan taqwa (motif melakukan kebaikan), saat bulan Ramadhan Allah memekatkan potensi taqwa sehingga banyak orang yang tiba-tiba tergerak melakukan kebaikan dan melarutkan potensi fujur akibatnya banyak orang yang kembali kepada Allah serta bertobat; pintu syurga dibuka, pintu neraka ditutup dan syetan dibelenggu. Hapus segela bentuk prasangka anda, karena pada bulan ini semua orang telah terkontaminasi dengan aura surga, udara yang dihirup menyegarkan hati dan atmosfer bumi ikut menebar wangi kebaikan, semua orang telah berubah menjadi baik, dalam semua level tanpa terkecuali dan semua orang terbuka hatinya, sambil mengucapkan, ”silahkan anda masuk, saya sangat rindu akan kebaikan, ajaklah kami untuk sama-sama berbuat baik”. Bersambung...
Ada sebuah kisah yang mampu mengantarkan kita untuk lebih memahami tentang kekuatan magnet personality, mau tahu? Begini kisahnya. Dimulai dengan pertanyaan, bagaimana cara merekrut dia ya? Itulah pertanyaan yang sempat berputar-putar dibenak Alam (seorang aktivis), Alam ingin menjadikan salah satu tetangga untuk bisa lebih jauh mengenal dan mendalami Islam, nama tetangganya adalah Renal, tidak banyak masyarakat yang mau bergaul dengan Renal, selain karena memang baru pindah ke daerah itu Renal juga dikenal sebagai seorang bekas narapidana, sering keluar masuk penjara, akibat kasus kriminal yang beragam, bahkan keluarganya pun tidak lagi pusing dengannya, Renal cenderung introvet (tertutup) Alam masih melihat ada peluang kebaikan pada diri Renal, masih ada pancaran kebaikan yang tersirat di wajahnya, ”saya harus mengajaknya untuk kembali kepada Islam”, tekad Alam dalam hati. Lantas apa yang Alam lakukan? Sebulan sebelum Alam mau silaturrahim ke rumah Renal, Alam selalu berpuasa Daud, senin-kamis, dan melakukan sholat malam dengan tidak lupa berdoa untuk Renal. Awal bulan berikutnya Alam mulai berkunjung ke rumah Renal, mengucapkan salam sembari memberikan hadiah, hanya itu, kemudian pamit. Minggu berikutnya melakukan hal yang sama, sebanyak tiga kali. Pada minggu ke empat Alam masih melakukan hal yang sama namun dengan mulai membuka percakapan, bercerita panjang lebar dan kemudian Alam mulai mengajaknya ke masjid, Alhamdulillah dengan antusias Renal segera meluncur ke masjid untuk sholat bersama Alam, dan ini adalah awal Renal kembali mengenal dan menyelami Islam. Sekarang Renal telah menjadi salah satu pendukung bahkan penggerak dakwah Islam melalui sebuah wadah organisasi terbesar di seluruh dunia (Allahu akbar!). Apa kaitan kisah ini dengan kekuatan magnet personality? Anda sudah bisa menangkapnya? Besi hanya akan tertarik kepada magnet, ketika besi dengan besi didekatkan maka tidak akan ada gaya tarik-menarik (daya tarik), beda halnya ketika besi coba didekatkan dengan magnet, maka megnet akan menarik besi atau besi akan tertarik ke magnet, karena magnet memiliki daya tarik. Seorang aktivis harus menjadi semestinya harus menjadi magnet, bukan besi. Mengapa? Karena kebanyakan orang-orang disekitar kita adalah besi, saat seorang aktivis masih dan tetap menjadi besi, maka rekrutmen menjadi layu, lamban dan cepat jenuh. Sunnahtullah menggaungkan demikian, besi dengan besi tidak akan menimbulkan daya tarik, semakin keras dihantamkan kedua besi, pantulan penolakannya besar pula. Oleh sebab itu, tidak ada pilihan lain, saatnya kita menjadi magnet. Momentum Ramadhan memberikan solusi kepada kita, untuk menjadi magnet, karena semua ada di sini, one stop shoping. Kita bisa belanja apa saja di bulan Ramadhan. Aktivis dakwah pada bulan ini, meningkatkan kapasitas diri, tradisi ilmiah, dan kecerdasan intelektual, emosional, spritual serta fisik terjaga dan terasah dengan baik, sekali lagi karena bulan Ramadhan memang telah dikondisikan oleh Allah Swt. Kalau frekuensi hati harus sama, lain halnya dengan magnet personality harus beda (di atas rata-rata/menjadi manusia yang luar biasa bukan biasa). Jika kita ingin membuka brankas (lemari), tentunya membutuhkan kunci yang pass, begitu pula dengan hati, tiap hati memiliki kunci yaitu kunci dengan dua lekukan; frekuensi dan magnet. Kalau kita ingin membuka hati seseorang maka milikilah kuncinya. Bersambung....
Kembali ke rumus momentum, ingat kesuksesaan memanfaatkan momentum jika ada massa solid dan gerakan yang dinamis. Berikut ini beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan Ramadhan:
· 21 Ramadhan, tiga tahun sebelum kenabian Muhammad Saw mulai ber-uzlah ke gua Hira
· 17 Ramadhan, Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama
· 17 Ramadhan 2 H, kaum muslimin di bawah pimpinan Nabi Muhammad Saw berhasil mengalahkan pihak musyrikin dalam perang badar
· 20 Ramadhan 8 H, Rasulullah Saw keluar bersama 10 ribu pasukan perang dari kaum Muhajirin dan Ansor menuju makkah untuk membebaskannya dari kemusyrikan (fathul Makkah)
· 28 Ramadhan 92 H, kaum muslimin di bawah pimpinan Thoriq bin Ziyad menaklukan wilayah Andalusia, Spanyol.
· 9 Ramadhan 222 H, Panglima al-Afsyiin (salag satu panglima perang Khalifah Abbasiyah al-Mu’tasim bin Harun ar-Rasyid) menaklukan kota Albadz.
· 6 Ramadhan 223 H, Sultan Al-Mu’tasim menaklukan umuriyah yang merupakan benteng pertahanan terkuat kerajaan Benzantiniyyah di Asia kecil.
· 5 Ramadhan 362 H, Sultan al-Mu’idz Lidinillah al-Fatimi memasuki negara Mesir tanpa ada perlawanan.
· 1 Ramadhan 587 H, Sultan Salahuddin al-Ayyubi mampu menaklukan kota ’Asqolam yang merupakan pintu masuk menuju kota al-Quds. Penghancuran dan penguasaan kota ini dilakukan oleh salahuddin al Ayyubi sebagai strategi menahan laju kekuatan kaum salib yang akan merebut kota al-Quds.
· Ramadhan 658 H, bertepatan dengan 6 september 1260 M adalah masa pertempuran dua pasukan besar di wilayah Ain Jalut antara pasukan Tartar dengan pasukan Mukmin. Pertempuran dimenangkan oleh pasukan Mukmin.
· 14 Ramadhan 666 H, pasukan Mukmin di bawah panglima Dhohir Bibris menaklukan kota Anthokiah.
· 19 Ramadhan 1213 H, Napoleon Bonaparte beserta pasukannya melakukan ekspansi ke mesir di kawasan Ghiza, usaha ini mengalami kegagalan sehingga pada tanggal 23 Ramadhan seluruh pasukan meninggalkan Mesir menuju ke Syam.
· 10 Ramadhan 1393 H, tentara Mesir mampu menembus terusan Suez dan menghancurkan benteng Berlif serta menghancurkan kekuatan tentara Israel. Begitu pula tentara Suriah yang mampu membebaskan beberapa wilayahnya dari tangan Israel.
Kesuksesan akan diraih, manakala kita pandai memanfaatkan momentum dan itulah tabiat Ramadhan. Banyak karya terbaik yang terjadi pada bulan Ramadhan, bahkan bangsa kita pun meraih kemerdekaan pada bulan ini. Aktivitas puasa memberikan energi tersendiri untuk mengukir prestasi. Kemenangan dan kemenangan terus diraih kaum muslimin pada bulan Ramadhan, berkah bulan Ramadhan memberikan Atmosfer tersendiri bagi kaum muslimin. Maka tidak ada lagi pilihan lain saudaraku, manfaatkan momentum bulan Ramadhan sebagai bulan perekrutan, mulai saat ini kita gaungkan Ramadhan sebagai bulan rekruitmen. Banyak hal yang ajaib terjadi pada bulan ini, bulan penuh berkah, bulan ibadah, bulan ukhuwah, bulan taubat, bulan tarbiyah, dakwah dan jihad serta bulan Muhasabah. Penasaran, buktikan sendiri dengan cobalah untuk merekrut, anda akan keheranan, menggelengkan kepala sambil tersenyum saat anda mengetahui bahwa begitu mudahnya merekrut, ajaib sungguh ajaib, tidak yang seperti kita asumsikan, subhannallah, betul-betul berkah dari Allah. Bersambung....
Berbicara mengenai rekruitmen, tidak akan pernah terlepas dengan namanya ’angka’. Sebuah masakan akan kurang ma’ nyus jika tanpa garam. Rekruitmen akan menjadi lebih ma’nyus kalau kita membumbuhinya dengan angka, apalagi jika dikondisikan dengan suasana yang istimewa yaitu Ramadhan maka akan lebih dashyat! Mari kita bermain angka impian. Kita mulai, bila seorang da’i konsisten dalam merekrut satu orang setiap Ramadhan, lalu setiap orang yang telah direkrut juga konsisten merekrut satu orang lagi, maka kita akan melihat hasil yang sangat menakjubkan. Perhatikan!
No Tahun Jumlah Tahun Jumlah Tahun Jumlah
1 Ke 1 2 Ke 11 2.048 Ke 21 2.097.152
2 Ke 2 4 Ke 12 4.096 Ke 22 4.194.304
3 Ke 3 8 Ke 13 8.192 Ke 23 8.388.608
4 Ke 4 16 Ke 14 16.384 Ke 24 16.777.216
5 Ke 5 32 Ke 15 32.768 Ke 25 33.554.432
6 Ke 6 64 Ke 16 65.536 Ke 26 67.108.864
7 Ke 7 128 Ke 17 131.072 Ke 27 134.217.728
8 Ke 8 256 Ke 18 262.144 Ke 28 286.435.456
9 Ke 9 512 Ke 19 524.288 Ke 29 536.870.912
10 Ke 10 1.024 Ke 20 1.048.576 Ke 30 1.073.741.824
Terlihat bagaimana dahsyatnya perkembangan rekrutmen, apabila dilakukan secara disiplin dan kontinyu. Di tahun kedua, mereka akan menjadi empat orang, di tahun ketiga akan menjadi delapan orang, di tahun keempat menjadi 16 orang dan seterusnya, sampai di tahun kesepuluh mereka sudah berjumlah 1.024. di tahun kedua puluh, orang yang kita ajak sudah mencapai satu juta orang lebih. Kemudian pada tahun ketiga puluh telah melebihi angka satu milyar. Betul-betul hasil yang dahsyat. Angka ini belum termasuk jika di antara mereka ada yang dapat merekrut lebih dari satu orang pada tiap bulan Ramadhan. Bayangkan jika setiap orang yang kita rekrut dapat merekrut dua atau tiga orang, maka jumlah personil dakwah akan lebih dahsyat lagi. Dalam hal ini kita coba berfikir minimalis, karena saya yakin kalau saat bulan Ramadhan kita akan mampu merekrut lima bahkan sepuluh kali lipatnya (Allahuakbar!). Mari kita lihat fakultas kita, berapa jumlah mahasiswanya? Kurang lebih 1000 orang, ada 280 mahasiswa untuk masing-masing angkatan, diperkirakan jumlah mahasiswa baru untuk angkatan 2008-2009 sebanyak 280 orang, bandingkan dengan jumlah aktivis dakwah yang ada di fakultas; orang yang akan direkrut dibagi rekruters. Maka hitungan matematisnya fakultas akan futuh (terwarnai) dalam jangka waktu sepuluh kali Ramadhan (Allahuakbar). Ingat, ini hitungan minimalisnya dan saya yakin waktu yang dibutuhkan tidak sepanjang itu, karena Ramadhan memang istimewa. Walaupun saya, anda dan kita semua tidak menikmati masa-masa kemenangan itu, paling tidak kita telah meletakkan pondasi serta mengukir sejarah di fakultas kita yang sepuluh tahun yang akan datang akan terus dikenang, bukan kita yang menulis sejarah akan tetapi generasi setelah kitalah yang menulisnya. Waktu akan terus berjalan tinta dan pena seperti apa yang telah kita sumbangkan buat dakwah. Singa mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan belalai, kalau anda pergi dari kampus meninggalkan kader, murni hasil rekrutmen anda dan telah anda bentuk minimal se-kualitasnya dengan anda. Kemunculan pemimpin-pemimpin islam sepuluh atau dua puluh tahun yang akan datang, tidak menutup kemungkinan akan lahir dari fakultas ini. Dari sinilah angka 1.073.741.824 akan terlewati oleh zaman. Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar