Sebelum kita berbicara tentang system ideal dan rangcangan seperti apa kader KAMMI akan dibawa dan bagaimana cara membawanya, alangkah baiknya terlebih dahulu kita kembali pada akar pengetahuan tentang makna pendidikan (sebagai muara pembentukan kepribadian) yang tawarkan oleh islam.
Secara terminologis arti pendidikan islam yaitu suatu cara yang terbaik didalam berinteraksi yang sesuai dengan fitrah manusia berupa pengarahan langsung dengan kalimat, atau pengarahan tidak langsung dengan keteladanan, yang sesuai dengan nilai-nilai rabbaniyah agar terjadi perubahan dalam diri manusia dari satu kondisi kepada kondisi yang lebih baik. Nah, yang ingin kita bahas lebih lanjut tentang hakikat nilai-nilai rabbaniyah seperti apa yang telah diajarkan Allah kepada manusia? Dalam quran surat Lukman banyak mengajarkan tentang metode pendidikan yang mampu mencetak manusia-manusia berkarakter sahabat atau “sang arsitek peradaban”. Kalau kita menelaah lebih dalam apa yang difirmankan Allah SWT dalam surat Lukman akan ditemukan beberapa titik poin penting tentang alur pendidikan yaitu :
Pertama, menguatkan pondasi aqidah dari berbagai macam virus kesyirikan.
Allah SWT berfirman “ Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya pada waktu ia memberi pelajaran kepadanya : “ Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar”. ( Q.S Lukman : 13). Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dekat dengan qur’an, proyek pertama yang beliau lakukan adalah rekontruksi pondasi aqidah kaum musyrikin Makkah dengan masa waktu yang begitu panjang dari umur dakwah beliau selama 23 tahun, dihabiskan 13 tahun untuk membangun aqidah umat islam secara focus dan berkesinambungan. Hal ini menggambarkan bahwa perubahan karakter seseorang dimulai dari membersihkan kotoran-kotoran thaghut yang masih menyelimuti relung keimanan dan keyakinan sehngga cahaya kebenaran dan keberanian akan mudah diserap kemudian dipantulkan kepada umat.
Kedua, pengajaran ibadah yang benar motivasi untuk mengajarkan amal.
Allah SWT berfirman. Lukman berkata “ Hai anakku, sesungguhnya jika ada suatu perbuatan seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan membalasnya, sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui”. (Q.S Lukman : 16).
Ayat di atas terkait dengan hadits nabi “ sembahlah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya dan jikalau tidak (dan pasti engkau tidak akan bisa) maka yakinlah sesungguhnya Allah melihatmu”. inilah makna dari kepakaran dan profesionalitas dalam hal apapun selama masih dalam lingkar kebaikan. Rasulullah SAW sering mengajarkar kepada para sahabat tentang ganjaran yang diperoleh ketika mereka melakukan suatu kebaikan walaupun hanya menyingkirkan batu di tengah jalan, kemudian rasul juga menjelaskan kepada mereka manfaat-manfat apa saja yang didapatkan “ambag” apa manfaat bagiku, surga terasa begitu jelas dihadapan mereka, begitu pula teriakan-teriakan yang digaungkan oleh rasul ketika dalam keadaan perang seperti pada saat perang badar beliau memompa semangat pasukan muslimin dengan lontaran kata-kata yang menyejukkan dan menaikkan adrenalin yang terselimuti impian besar dengan sabdanya “ Demi diri Muhammad yang berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang diantara mereka berperang pada hari ini, berperang dengan sabar, mengharap keridhaan Allah, maju terus pantang mundur, melainkan Allah akan memasukkannya ke dalam syurga, bangkitlah menuju syurga yang luasnya seluas langit dan bumi”. Semua pendidikan di atas mengajarkan kepada kita tentang akar motiv sebagai pemantik untuk segera beramal sholeh tanpa harus menunggu, lebih proaktif, jemput bola, inisiatif dan sensitive terhadap permasalahan umat.
Ketiga, membentuk akhlak yang integral dan membentuk manusia social.
‘ Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya hal-hal yang demikian itu termasuk yang diwajibkan”. (Q.S Lukman : 17).
Pada ayat di atas mengajarkan cara pembentukan akhlak dengan metode sholat, bagaimanakah kaitannya? Dalam Qur’an surat Al-Ankabut ayat 45 Allah SWT berfirman “ sesungguhnya sholat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar”. Dalam sholat pula diajarkan bagaimana berakhlak kepada Allah salah satunya yaitu memakai pakaian yang bagus setiap akan pergi ke masjid, sekalipun dari segi fiqhi hanya mensyaratkan agar pakaian yang dipakai menutup aurat sekalipun tidak ‘sopan’. Puncak kualitas akhlak dapat dilihat melalui teleskop kesabaran, kenapa? Tanpa adanya kesabaran rasanya sulit untuk taat kepada Allah, tanpa adanya kesabaran kelihatannya sulit menghadapi musibah dan tanpa adanya mustahil bisa mengerem segala bentuk kemaksiatan serta sebagainya butuh kesabaran; kesabaran tanpa batas. Manusia social merupakan produk dari kalimat bismillahirrahmanirrahim, sifat rahman dan rahim yang Allah berikan terejawantahkan dalam amar ma’ruf nahi munkar, ketika sudut pandang manusia sedikit digeser maka yang muncul adalah rasa kasih sayang, tidak mungkin orang lain akan menyuruh mengerjakan kebaikan jika pada dirinya tidak ada rasa sayang kepada saudaranya. Tidak mungkin pula orang lain mencegah kemungkaran yang akan dilakukan saudaranya jika tidak ada kasih sayang, terbentuknya manusia social yang solid dibangun atas landasan cinta dan kasih saying, Rasulullah SAW bersabda “ Tidaklah beriman diantara kamu kecuali ketika dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya”. Inilah makna sebenarnya kredibilitas moral ber’ruh’ terus bergerak bertransformasi pada penularan energi positif kepada seluruh masyarakat
Islam begitu kaya dengan khazanah metode membentuk karakter manusia, karena Allah Maha Tahu dengan apa yang dibutuhkan oleh manusia, islam merupakan system peradaban yang mensibghah fikrah individu, komunitas dan menghidupkan kembali tradisi intelektual muslim dalam segala lini kehidupan.
Secara global perubahan karakter manusia terdapat pada surat lukman di atas seperti dalam pendidikan modern dikenal dengan 3 dimensi pendidikan yaitu kognitif (pengetahuan),afektif ( sikap) dan psikomotorik ( tindakan). Beberapa parameter kesuksesan kaderisasi jika 3 pondasi dalam surat lukman ayat 13, 16 dan 17 telah terinternalisasi pada diri kader, ketika pondasi telah kuat maka terserah bangunan apa yang akan timpakan diatasnya. Manhaj kaderisasi KAMMI telah memformulasikan bentuk system kaderisasi yang cukup baik dengan orientasi IJDK dan profil muslim negarawan.
Ada beberapa hal yang harus manjadi perhatian dalam implementasi manhaj terkait dengan penjagaan dan kontroling peningkatan jumlah dan kualitas kader. Kaderisasi merupakan seni membentuk manusia, baik buruknya kepribadian kader salah satunya terkait dengan variable ini, mau dibawa kemana ideology, fikrah dan world view kader tergantung dari proses kaderisasi seperti apa yang akan dijalankan. Berbicara tentang indeks jati diri kader selalu terkait dengan kejelasan perangkat, intrumen, strategi termasuk metode yang digunakan untuk mencapai itu, salah satu kelemahan yang terjadi pada KAMMI khususnya komsat yaitu belum fokusnya seluruh agenda kami yang digunakan sebagai mata panah untuk mencapai sasaran muslim negarawan, terpecah dalam orientasi, pada tiap-tiap bidang memiiliki orientasi masing-masing seperti sebuah arus air yang terpencar yang tidak memiliki kekuatan. Cita-cita yang besar membawa konsekuensi yang besar pula, pada saat muslim negarawan menjadi puncak visi kaderisasi dengan terwujudnya pemimpin masa depan yang mandiri dan bermartabat maka energi dan cost yang dikeluarkan harus besar, sebaik apapun suatu impian ketika tidak ditindak lanjuti dengan perencanaan yang sistemik, pola dan alur yang terarah, serta kedisiplinan yang membaja maka itu hanya menjadi sebuah angan-angan bahkan mungkin hanya utopia yang melayang-layang pada dataran wacana.
Mati hidupnya organisasi tergantung pada agresifitas gerakan kaderisasi maka menjadi penting saat kaderisasi menjadi kultur budaya organisasi, jika kita bisa membuat srrukrur KAMMI yang lebih sederhana, departemen kaderisasi memiliki posisi tertinggi secara structural bukan berarti ini dikhotomi dan pengkultusan kaderisasi, namun dengan pandangan yang konvensional kita melihat bahwa bidang-bidang lainnya merupakan turunan yang dapat menjadi pendukung atau mungkin simpatisan dari agenda besar kaderisasi. Inilah yang perlu ditanamkanikan pada KAMMI bahwa orientasinya adalah IJDK dengan perwujudan muslim negarawan.
Ketika KAMMI sepakat untuk mengikrarkan bahwa muslim negarawan menjadi titik tolak agenda gerak pada wilayah internal mau tidak mau yang perlu diperhatikan berikutnya adalah rumusan pengontrolan dan penjagaan agenda besar ini. Sebab ketidakefektifan pelaksanaan program-program yang dilakukan oleh KAMMI akibat terlalu mengandalkan insting dan emosional pada kondisi yang actual, pada saat yang sama mempengaruhi bahkan meninggalkan agenda-agenda besar yang telah terancang dengan baik. Terlalu banyak persoalan umat yang harus diselesaikan dan tidak mungkin KAMMI dapat menyelesaikan semuanya, yang menjadi penting kontribusi apa yang bisa KAMMI berikan secara sistematis dan terukur, ialah kader. Kader merupakan asset terbesar yang dimiliki oleh KAMMI, ketika ini tidak dimanfaatkan dan dikelola dengan baik bukan hal yang mustahil jika nanti mereka hanya akan menjadi beban bukan menanggung beban ( director of change ).
Ada banyak faktor yang menghambat proses kaderisai namun hal ini perlu assabigunal awwalun untuk coba melihat kembali akar hambatan kemudian dipoles menjadi sebuah kekuatan, jika semua telah ditelaah dan memang butuh energi besar untuk memantapkan semua ini jangan sampai mematahkan semangat kita untuk mencapai cita-cita kabir, minimal mulailah pada diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar